STRAIGHTOUT Merilis album ke 2

Jakarta – Straightout didirikan pada Mei 1998 oleh Pipink (gitar) dan Mui (vokal) dengan pengaruh musikal dari band-band seperti Morning Again, Dead Bluesky, Hamartia, Iron Maiden hingga Cradle of Filth. Tahun 2004 mereka teken kontrak dengan indie label Bluesky Records dan merilis debut full album bertitel Undying Beauty and the Symphony of Sadness. Album ini menuai respon positif dari fans dan pujian dari media underground lokal.
Setahun kemudian Straightout merilis split album dengan band hardcore Jepang Endzweck yang merupakan salah satu Japanese hardcore heroes, yang bertitel Endzweck Straightout. Endzweck sendiri saat ini di-signed label hardcore besar Eropa, Goodlife Recordings yang sempat menangani Avenged Sevenfold dan Poison The Well. Dengan aksi panggung yang enerjik dan atraktif akhirnya mengantarkan Straightout ke berbagai pentas indie di Jakarta hingga ajang pensi SMA bergengsi. Bahkan merambah ke luar kota seperti Bandung, Purwokerto, Semarang dan Surabaya.
Seiring dengan berlalunya waktu dan kesibukan masing-masing personil maka pergantian line-up pun tidak dapat dihindari. Keyboardist, gitaris hingga vokalis pun mengalami pergantian. Pada pertengahan 2006 terbentuklah line-up tersolid Straightout yaitu: Demise – vokal (eks-Sadistis), Pipinx – gitar, Danny (eks-Perfect Minor) – gitar, Sonny – bass, Beni (drummer The Upstairs) – drums, Mela (additional player The Sastro) – keyboards dan Rebecca (eks-Goodnight Electric) – female voice.
Kuartal ketiga 2007 ini Straightout telah merilis album penuh terbaru mereka bertitel Forsaken Upon Nemesis masih dibawah bendera yang sama, Bluesky Records. Berisikan dua belas lagu terbaik mereka, di antaranya: “Forsaken Upon Nemesis,” “Nightbirth of Pregnant Skies,” “Fragment of Dyingfast,” “Nightingale,” “Black Chapter Diary (Chapter I),” “Black Chapter Diary (Chapter II),” “Elegy (Forbidden Unearth),” “Hidden Faces Inflame,” “Cordelia Tears,” “Sundown Haze (instrumental),” “My Beloved Handmaiden” hingga “Crypt of Jackal.”
Dimulai dengan dentingan pilu dari piano dan female voice pada “Forsaken Upon Nemesis” serta sayatan-sayatan gitar instrumental yang mendalam tanpa kata-kata pada “Elegy (Forbidden Unearth).” Dilanjutkan dengan teriakan harmonisasi kehancuran di lagu “Cordelia Tears” dan diakhiri dengan kekelaman yang galau pada akhir lagu “Crypt of Jackal”.
Jika di pandang dari segi bermusik, album Forsaken Upon Nemesis milik Straightout ini memiliki tempo yang jauh lebih cepat, progresi nada yang lebih agresif dan dipadati fill-in serta melodi-melodi yang kritis. Vokal Demise yang lebih berteriak ditingkahi hentakan drum Beni yang lebih deras dan variatif.
Choir vokal yang lebih dramatis dan female voice yang sorrow.
Forsaken Upon Nemesis merupakan album yang digarap dengan proses rekaman yang cukup matang. Mulai direkam Desember 2006 hingga Januari 2007 namun dalam penyelesaian tahap akhirnya album ini sempat tertunda. Salah satunya karena banjir bandang yang menimpa ibukota.
Setelah melewati berbagai macam proses dan kendala akhirnya “Forsaken Upon Nemesis” dapat di rilis pada awal september 2007 dan diditribusikan hingga Eropa, melalui salah satu situs online www.interpunk.com.
Album kedua Straightout berjudul Forsaken Upon Nemesis karena materi lirik di dalamnya banyak menceritakan perasaan terabaikan, keputusasaan, penderitaan, pengorbanan, kepasrahan, kehancuran yang dibungkus secara ambigu antara kebaikan dan kekejaman sekaligus pula berbungkus keindahan dan kehancuran.
Single pertama album terbaru ini yang telah airplay di berbagai stasiun radio adalah “Cordelia Tears” yang menuturkan puisi tentang keputusasaan seseorang yang mengorbankan dirinya dalam penantian dan keterombang-ambingan hingga ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Dipenuhi nada-nada gitar dan drum yang catchy, choir kibor yang gelap serta female voice nan gundah gulana.
Awal September 2007 dalam rangka promo album Forsaken Upon Nemesis, Straightout melakukan serangkaian promo tur konser di luar kota yaitu Malang, Surabaya dan Bali. Segera meyusul kota-kota lainnya seperti Cianjur, Semarang, Yogyakarta dan Solo pada akhir tahun ini. Nantikan kedatangan Straightout dikota kota anda.